October 13, 2016

Bahtera Kepemimpinan Tjokroaminoto


Sebelum ini saya sebenarnya tidak banyak mengenal tentang Tjokroaminoto. Perkenalan saya dengan sosok beliau dimulai ketika pada suatu malam diadakan nonton bareng film Tjokroaminoto di Sekretariat KMFT. Baru setelahnya, sampai saat ini karena Sekolah Tjokro mewajibkan saya untuk menghayati perjuangan beliau, saya mencoba mengenal sosok Haji Oemar Said Tjokroaminoto.
Dalam perjalanan singkat 52 tahun hidupnya, Tjokroaminoto memberikan peninggalan yang begitu besar bagi perjuangan kemerdekaan bangsa ini. Terlahir di kalangan ningrat, Raden Mas Tjokroaminoto mengenyam pendidikan yang baik di Sekolah Rakyat. Kehidupan dan masa depannya cukup terjamin, beliau bekerja di Kepatihan Ngawi dan dinikahkan dengan Soeharsikin, anak Wakil Bupati Ponorogo ketika itu. Namun, Tjokroaminoto justru memilih untuk menanggalkan gelar ningratnya, meninggalkan kehidupannya yang serba terjamin dan memilih untuk merasakan penderitaan rakyat kelas bawah dengan bekerja sebagai kuli pelabuhan di Semarang. Setelahnya, beliau sempat berganti-ganti pekerjaan, hingga pada akhirnya beliau ditemui oleh perwakilan Sarekat Islam yang tertarik dengan gagasan yang beliau curahkan di surat kabar Bintang Soerabaja, dan semenjak itu menjadi bagian tak terpisahkan dari pergerakan organisasi tersebut.
Pada masa-masa pergerakan beliau di Sarekat Islam inilah, Tjokroaminoto dengan bantuan istrinya, mengelola kos-kosan di kediaman mereka di Gang Peneleh, Surabaya. Kita mengenal sosok-sosok Soekarno, Alimin, Musso, Soeherman Kartowisastro, Semaoen dan lainnya yang sempat mengenyam pendidikan politik kala menjadi penghuni kos sederhana tersebut. Beliau menjadikan rumah kos beliau sebagai tempat diskusi dengan mengizinkan Soekarno muda dan kawan-kawannya mengikuti perbincangan dengan para tamu beliau. Tjokroaminoto mengantarkan para pemuda itu  pada wawasan baru, pandangan baru, memberi kesempatan mereka mengenal tokoh-tokoh pergerakan kala itu, serta mencontohkan perjuangan yang penuh pengorbanan pribadi.

Menarik, bagi saya, bagaimana bahtera kepemimpinan Tjokroaminoto, sanggup mengumpulkan tokoh-tokoh pergerakan serta membawa ribuan masyarakat jawa memperbaiki kehidupan mereka. Kemudian pada akhirnya, dari bahtera inilah muncul bahtera-bahtera lain yang dinahkodai murid-murid beliau yang membawa lebih banyak manfaat pada lebih banyak masyarakat. Maka pantaslah apabila kita mengenang Haji Oemar Said Tjokroaminoto sebagai Guru Bangsa, Bapaknya Bapak Bangsa. 

Sumber: Saya mendasari tulisan ini dari riset singkat saya tentang Tjokroaminoto, yang masih sangat kurang mendalam dan dengan tingkat komprehensifitas yang rendah. Sebagian besar tulisan didasari pada seri buku Tempo: Bapak Bangsa, Tjokroaminoto, Guru Para Pendiri Bangsa