Pertemanan yang dimulai dengan agenda mencabuti ilalang yang nyangkut di rok saya dan diteruskan dengan sesi foto di pantai sebelah dermaga |
Kakak Kakak En!!!! - Bocah-bocahSesungguhnya saya hampir kehabisan ide untuk melanjutkan seri ini. Tapi ada wajah-wajah yang kembali menyapa lewat cuplikan momen yang terekam dalam kamera, sehingga akhirnya saya putuskan, saatnya mengenalkan teman main alias teman berantem saya di Sabang, hehe.
Faktanya, Gampong Krueng Raya populasinya mayoritas anak-anak, atau begitulah saya pikir. Tiap rumah sepertinya punya anak kecil yang jumlahnya dua atau lebih. Bocah-bocah usia TK-SD ini biasa berkeliaran pakai kolor dan sempak sepulang sekolah sampai waktu adzan maghrib berkumandang. Ngga semua kaya gitu sih sebenernya, bahkan mungkin hanya adik saya Lila dan teman sepermainannya yang suka bergaya pakaian seperti itu. Biasanya mereka rapi-rapi setiap pagi waktu berangkat sekolah, begitu juga sore-sore kalau jadwal pergi ke meunasah untuk belajar mengaji. Bahkan Lila tahu gimana cara berdandan yang cantik kalau mau pergi-pergi sama Mamak atau kakak-kakaknya. Eh tunggu, semua anak bergaya pakaian seperti itu kok, kala mereka mandi di pantai.
Yang ini minta difoto lagi, dengan pose yang lebih keren tentunya |
Sejujurnya, saya bukan orang yang pandai main sama anak-anak. Gimana yah, tetangga di kompleks perumahan saya banyaknya lansia bukan anak-anak. Adik saya udah besar, sepupu dan ponakan saya yang masih bocah juga jauh. Sementara di Krueng Raya, otomatis saya dikerumunin anak-anak. Bikin program ketemu mereka, main ke laut ketemu mereka, kerja di posko ketemu mereka, pergi ke warung ketemu mereka, keluar rumah ketemu mereka, sampai akhirnya kamar saya didatengin juga sama mereka. Hayolo, panik ngga tuh?
Pun begitu, sesungguhnya, they're the best thing that could happen to us during that time. Siapa lagi yang bakal sabar ngajarin bahasa Aceh, ngajarin baca kitab kuning sampe bikin merinding karena hafalan Al-Qur'an nya keren-keren parah. Mereka bukanlah objek pengabdian di tanah orang, justru, mereka adalah sahabat-sahabat terbaik yang saya dapatkan di sana. Kehidupan mereka jauh berbeda dengan yang saya punya, di usia-usia belia banyak yang sudah mendapatkan cobaan yang jauh lebih berat tapi toh senyum mereka masih menguar jua.
Ketika bocah-bocah kalah sama mamak-mamak posyandu. Oiya, faktanya, bedak di muka adalah yang membedakan siapa sudah mandi dan siapa belum. |
"Kak, kapan kakak pergi?
"Kak, jangan pergi lah, perginya besok aja"
"Kak ipeh di sini aja yaaa"
"Kak kapan ke sini lagi?"
Kalau ada umur dan rezeki, suatu saat pasti akan kembali. Saya ninggalin keluarga di sana, yang telepon terakhirnya tidak terangkat, hehe.
p.s. Sekarang ngga ada lagi yang panggil saya kakak di sini.
Ini Abay, kalau udah besar cita-citanya mau jadi polisi. Aamiin, kalau kakak balik, semoga Abay udah jadi polisi ya. |
Coba lihat Rauzah yang ada di paling kanan, garang-garang gitu pas pamitan nangis juga dia. |