September 11, 2017

Books

Akhir-akhir ini saya ngga pernah tahan ngga beli buku, suka tiba-tiba pengen beli ketika liat buku yang menarik, apalagi kalau murah dan lagi diskon, kalap men! Prinsipnya gampang, ngga perlu punya banyak uang, cukup siap-siap berkorban menahan nafsu jajan setelah ngeborong buku. Bahkan saya lebih kalap liat buku bagus daripada liat baju, makanan dan barang-barang lainnya.

Kalau ditanya dari kapan saya mulai menyukai buku, maka saya harus jawab, sepanjang ingatan, bahkan sebelum bisa membaca, buku dan cerita adalah salah satu teman terbaik masa kecil saya. Main sama sepupu-sepupu atau teman-teman, kita duduk bareng bolak-balik buku bacaan.

Semuanya karena orangtua saya yang sama-sama suka baca. Ini adalah salah satu hal yang saya harus berterima kasih sekali kepada mereka, yang mengajarkan saya mencintai membaca dan menulis semenjak kecil. Kala itu, malam har tak akan terlewat tanpa Bapak yang membacakan buku cerita di tengah tempat tidur saya dan abang hingga kami terlelap, dan mencium kening kami penuh sayang. Sementara di pagi harinya giliran ibu yang menemani kami membaca buku dengan beragam topik, mengajarkan membaca dan menulis sebelum kami masuk TK, mengizinkan kami ikut ke kantor beliau kala itu di sebuah penerbit buku, menyempatkan mampir ke persewaan buku saat menjemput dari sekolah, dan selalu mengapresiasi cerita-cerita pendek yang suka iseng saya tulis.

Akhirnya, waktu TK selain manjat-manjat apollo, main pasir, tinggi-tinggian main ayunan, naik prosotan dan jungkat-jungkit atau berantem, salah satu tempat favorit saya adalah perpustakaan. Yang isinya buku-buku Franklin kura-kura atau Winnie the Pooh. Waktu SD, baca komik Doraemon, Tintin, Asterix Obelix, Ramayana, Kisah-kisah Nabi dan Rasul, novel Harry Potter, Lima Sekawan, novel teenlit galau, sampai koleksi novel Ahmad Tohari punya simbah bisa selesai dibabat. Lanjut waktu SMP dan SMA, masih beragam judul novel dan majalah, yang sebagian besar pinjaman, saya habiskan juga lembar demi lembar.

Sampai sekarang, buku favorit saya tetap buku fiksi. Walaupun mulai berusaha membaca buku-buku non-fiksi dengan perjuangan berkali-kali lipat. Hahahaha.

Beruntungnya saya dikelilingi perpustakaan-perpustakaan oke, orang-orang keren yang punya koleksi buku yang beragam, jadi bisa dibilang saya ngga pernah kehabisan buku bacaan.
Sekarang giliran saya pengen jadi bagian dari ke oke an dan kekerenan itu, dan lagi-lagi karena akhir-akhir ini kalap banget beli buku, koleksi saya cukup menggunung, dalam artian nganggur di rak buku entah belum terbaca atau sudah diselesaikan. Walaupun mungkin ngga memenuhi selera teman-teman, tapi kalau pengen ngobrol tentang buku, pengen tau apa yang saya baca, bahkan pengen pinjam buku saya, feel free to contact me.

At last, please spread your love for books and literacy.

dari medium.com
tertanggal 16 Januari 2017

No comments:

Post a Comment