October 6, 2018

What's the Purpose of Your Life?

Akhir-akhir ini saya sering gamang akibat persoalan hidup. Mungkin orang akan bilang inilah yang dinamakan quarter life crisis. Masa di mana seseorang dihadapkan pada pilihan-pilihan kehidupan yang belum pernah dia ambil sebelumnya, dan akan menentukan ke arah mana bahtera hidupnya akan melaju.  

Waktu itu ada seorang kawan yang pernah bertanya-tanya tentang kehidupan, di masa-masa ketika saya sedang mencari makna kehidupan. Jawaban-jawabannya bisa dilihat di sini, berikut juga jawaban dari berbagai kawan (yang rasanya kok lebih keren ya! padahal sebetulnya bebas aja sih mau mendefinisikan kehidupan seperti apa ahaha). Setelah dibaca kembali bertahun kemudian, sepertinya saya kok hidup untuk diri sendiri? 
Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah
Al-Qur’an 3:110
Nah, setelah saya menggali-gali lebih dalam sedikit, saya ketemu dengan satu ayat ini dengan tidak sengaja (di sebuah form online evaluasi wajib bulanan sebuah beasiswa, nahlo). Rupa-rupanya, saya yang ngga keren ini adalah bagian dari umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Syaratnya mudah kok, menyuruh ke yang makruf (yang baik), mencegah dari yang mungkar (yang buruk), dan beriman kepada Allah. Cukup sampai situ dulu.

Di suatu waktu, saya pernah diskusi dengan seorang kenalan, salah satu mahasiswa di University of Queensland yang sempat datang ke Yogyakarta untuk mengikuti kegiatan Joint Studio antara UGM dengan UQ. Kebetulanlah maka kami bertemu di acara tersebut. Beliau ini muslim dan aslinya dari suatu negara di Afrika yang sayangnya saya juga lupa apa namanya karena susah… bentar Google dulu. Mungkin antara Sierra Leone atau Burkina Faso, maaf saya lupa betul. Tapi poinnya ngga di situ. 

Di malam terakhir kami mengadakan farewell dinner, kami berdua tiba-tiba asyik mendiskusikan takdir, daripada melongo di pinggir meja. Kebetulan sekali, waktu-waktu belakangan, saya dipertemukan Allah dengan banyak sekali orang. Dan sesungguhnya mereka memberikan kesan yang cukup mendalam pada kehidupan. 

Lucunya, sebetulnya kita tidak akan pernah tahu kapan dan dengan siapa kita akan beririsan takdir. Siapa yang akan kita temui, dengan alasan apa kita bertemu, apa yang akan kita dapatkan dari pertemuan tersebut. Kita ngga bisa dengan sendirinya menentukan, karena sebetulnya pertemuan dan perpisahan adalah bagian dari takdir, walaupun takdir bisa diperjuangkan. Namun, selayaknya takdir, semuanya adalah misteri, namun di dalam misteri itulah terletak keindahannya. 

Maka kemudian berkaitanlah bahasan pertemuan dan perpisahan ini dengan ayat yang saya kutip di atas. Pernahkah bertanya pada diri sendiri, apa akibat dari pertemuan kita dengan orang lain? Apakah kita bisa memberikan kebaikan kepada orang yang kita temui, ataukah kita justru menyebabkan kerusakan? Sudahkah kita berusaha untuk mengajak kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dalam singkatnya waktu pertemuan kita?

Pada akhirnya ini menimbulkan segenap tanya bagi diri saya sendiri.

Salam


No comments:

Post a Comment